Rabu, 25 Mei 2011

PELUKAN TERAKHIR

Sore ini terlihat cerah, tapi tak secerah hati ku yang saat ini sedang dilanda gemuruh, hari ini aku menyetujui lamaran seorang pria yang tidak pernah aku cintai bahkan aku tidak pernah membayangkan hidup bersamanya.
Dengan air mata yang terus menetes, ku ambil handphone dari dalam tas yang tadi telah ku lemparkan ketempat tidur, ku tulis sebuah pesan kepada pria yang selama ini selalu menemani ku dalam suka maupun duka, seorang pria yang selalu setia menemaniku melewati hari-hari ku yang indah.
“bg… aku ingin bertemu sekarang, ditempat biasa, ada sesuatu yang mau ku katakana”.
setelah ku kirim pesan singkat, aku pun bergegas pergi ketempat yang aku janjikan tadi, tempat dimana kami selalu menghabiskan waktu bersama, melewati sore hari ditepi pantai.
Aku telah sampai ditempat yang aku janjikan, ku lihat disepanjang tepian laut, namun yak kudapati sosok dia yang ku sayang. “Mungkin dia belum datang”, gumam ku dalam hati.
Dengan terus menyembunyikan kesedihan yang ada didalam hati, aku terus berusaha menemukan sosok yang kutunggu.
Mata kuterus mencari disekeliling pantai, dan mataku pun akhirnya terhenti pada sosok pria yang mirip dengan orang yang kutunggu, ya… itu dy… lalu Aku berlari menghampirinya, tanpa berkata-kata ku peluk tubuhnya dengan erat dan aku menangis didadanya, dengan bingung dia berusaha menenangkan ku yang masih menangis.
Dengan tenang dan penuh kasih sayang dia pun bertanya “ada apa?”, tapi aku tetap menangis, dengan lembut dia berusaha meyakinkan ku untuk mengatakan apa yang terjadi, ku tatap matanya dan berkata “aku menerima lamarannya, tiga hari lagi kami akan menikah”, lalu sambil terus menangis ku peluk lagi tubuhnya dan dia pun tetap mencoba menenangkan ku, dengan lembut dibelainya rambut ku, dan dia pun berkata “mungkin aku memang bukan jodoh mu, kita terima saja ini dengan ikhlas”.
Sore pun berlalu, hingga malam menjelang aku seakan enggan melepaskan pelukan ku, “mungkin ini terakhir kalinya aku dapat bersama mu dan menghabiskan waktu seperti ini” gumam ku dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar